Rakyat.win ~ Aksi demo yang kerap dilakukan oleh sejumlah pengurus RT dan RW yang menamakan diri Forum RT/RW se-DKI yang merasa keberatan atas kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal Aplikasi Qlue, ternyata tidak berlaku bagi RT/RW di Ciracas, Jakarta Timur.
“Gak perlu demo-demo gitu. Kita semua RT di RW 1 gak ada demo-demo gitu, ngapain,” ujar Mariani, Ketua RT005/RW01, Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur, kepada Netralnews.com, Senin (3/10/2016).
Mariani saat ditemui sedang mengawasi para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang sedang membersihkan lingkungannya dan mengontrol perbaikan jalan berlubang di lokasi tersebut mengatakan, laporan aplikasi Qlue kadang dirasanya berat karena harus tiga kali sehari, namun manfaat aplikasi itu jauh lebih banyak. Hal itulah yang mendasarinya “ogah” ikut demo.
“Memang laporan lewat Qlue tiga kali sehari berat juga, tapi kan manfaatnya jauh lebih banyak. Qlue enak juga,” ungkapnya.
“Pernah kan banjir, kita baru laporan lewat Qlue itu langsung petugas dari kecamatan datang, cepatbanget. Dulu-dulu mana ada, lampu mati, jalanan rusak. Itu jalanan itu kan karena Qlue,” ujarnya sambil menunjuk perbaikan jalan di lingkungan tersebut.
Seperti diketahui, kisruh Ahok dengan Forum RT/RW terkait Qlue sudah berlangsung sejak Mei lalu dan berlanjut hingga saat ini. Mereka tidak ingin melapor melalui Qlue tiga kali sehari, dengan alasan hal tersebut menyita waktu, karena mereka memiliki pekerjaan lain selain bertanggung jawab sebagai ketua RT/RW.
Karena itu mereka menuntut dicabutnya Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Nomor 903 Tahun 2016 tentang Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi RT/RW yang menjadi dasar penerapan kewajiban melaporkan kondisi wilayahnya.
Dalam SK tersebut disebutkan nilai insentif sebesar Rp10.000 untuk ketua RT dan Rp12.500 untuk ketua RW per laporan, yang harus dikirim sebanyak tiga kali setiap hari. Bila diakumulasikan, Ketua RT akan mendapat total insentif Rp975 ribu per bulan, sementara Ketua RW Rp1,2 juta per bulan.
“Gak perlu demo-demo gitu. Kita semua RT di RW 1 gak ada demo-demo gitu, ngapain,” ujar Mariani, Ketua RT005/RW01, Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur, kepada Netralnews.com, Senin (3/10/2016).
Mariani saat ditemui sedang mengawasi para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang sedang membersihkan lingkungannya dan mengontrol perbaikan jalan berlubang di lokasi tersebut mengatakan, laporan aplikasi Qlue kadang dirasanya berat karena harus tiga kali sehari, namun manfaat aplikasi itu jauh lebih banyak. Hal itulah yang mendasarinya “ogah” ikut demo.
“Memang laporan lewat Qlue tiga kali sehari berat juga, tapi kan manfaatnya jauh lebih banyak. Qlue enak juga,” ungkapnya.
“Pernah kan banjir, kita baru laporan lewat Qlue itu langsung petugas dari kecamatan datang, cepatbanget. Dulu-dulu mana ada, lampu mati, jalanan rusak. Itu jalanan itu kan karena Qlue,” ujarnya sambil menunjuk perbaikan jalan di lingkungan tersebut.
Seperti diketahui, kisruh Ahok dengan Forum RT/RW terkait Qlue sudah berlangsung sejak Mei lalu dan berlanjut hingga saat ini. Mereka tidak ingin melapor melalui Qlue tiga kali sehari, dengan alasan hal tersebut menyita waktu, karena mereka memiliki pekerjaan lain selain bertanggung jawab sebagai ketua RT/RW.
Karena itu mereka menuntut dicabutnya Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Nomor 903 Tahun 2016 tentang Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi RT/RW yang menjadi dasar penerapan kewajiban melaporkan kondisi wilayahnya.
Dalam SK tersebut disebutkan nilai insentif sebesar Rp10.000 untuk ketua RT dan Rp12.500 untuk ketua RW per laporan, yang harus dikirim sebanyak tiga kali setiap hari. Bila diakumulasikan, Ketua RT akan mendapat total insentif Rp975 ribu per bulan, sementara Ketua RW Rp1,2 juta per bulan.
0 Response to "Ketua RT Ini Berikan Tamparan Keras Bagi Orang Yang Ikut Demo Tolak Ahok, Begini Katanya…"
Posting Komentar